Mahasiswa Indonesia Belajar Bahasa Inggris Lewat Slot PGSOFT, Mencatat Ekspresi Game Candy Bonanza Tanpa Kursus Resmi, Cukup dari Kebiasaan Menonton dan Menganalisis Setiap Hari Secara Konsisten

Rp. 10.000
Rp. 100.000 -90%
Kuantitas

Ada banyak cara belajar bahasa Inggris. Tapi siapa sangka, slot game bisa jadi pintu masuk yang tidak kalah efektif? Kisah ini datang dari seorang mahasiswa Indonesia biasa yang memilih jalan tak biasa—dan justru di situlah letak keajaibannya.

Awalnya Cuma Iseng: Dari Main Game ke Menyerap Bahasa

Namanya Bagas, mahasiswa semester akhir di sebuah universitas swasta di Yogyakarta. Seperti banyak anak muda lain, Bagas punya kebiasaan kecil yang sering dipandang sebelah mata: main game online. Tapi bukan game RPG atau FPS yang biasa dimainkan kebanyakan gamer muda, melainkan game slot dari PGSOFT—tepatnya Candy Bonanza, yang visualnya penuh warna dan ekspresinya khas kartun Jepang.

Awalnya sih cuma buat hiburan. Tapi ada satu hal yang selalu bikin dia penasaran: narasi pendek dan ekspresi suara dalam bahasa Inggris yang muncul tiap kali pemain menang atau kalah. "Why is this so fun to hear?" pikir Bagas waktu itu. Dari rasa penasaran itulah ia mulai memperhatikan lebih dalam.

Mendengar, Menebak, Mengulang: Strategi Otodidak yang Organik

Tanpa sadar, Bagas mulai mengembangkan rutinitas yang unik. Setiap malam, ia menyempatkan 30 menit bermain Candy Bonanza. Tapi bukan sekadar main. Ia mendengarkan tiap kalimat, menebak artinya, lalu mencari tahu kata-kata baru lewat Google Translate. Tidak ada target harian, tidak ada tekanan. Hanya rasa ingin tahu yang dijaga tetap hidup.

Misalnya, saat karakter game berseru “Sweet Explosion!” atau “It’s Raining Candy!”, Bagas mulai mencatat frasa itu di ponselnya. Lama-lama, ia menyusun daftar ekspresi yang sering muncul, dan membandingkannya dengan konteks dalam game. Proses ini bukan hanya mengasah pendengarannya, tapi juga memperkaya kosakata—tanpa ia sadari, semua terjadi secara alami.

Menonton Replay dan Menganalisis: Belajar Lewat Mata dan Telinga

Selain bermain, Bagas punya satu kebiasaan lagi: menonton ulang gameplay orang lain di YouTube. Ia sengaja mencari video berbahasa Inggris yang komentarnya natural, bukan hasil dubbing. Dari sana, ia belajar intonasi, struktur kalimat, dan bahkan aksen penutur asli.

Setiap video ia tonton seperti orang menonton film. Tapi alih-alih menikmati ceritanya, ia fokus pada kalimat dan respon karakter. Ia kadang pause videonya, ulang bagian tertentu, lalu menirukan pelafalan. “Itu seperti karaoke, tapi versi bahasa Inggris,” ujarnya sambil tertawa.

Tanpa Kursus, Tanpa Sertifikat, Tapi Fasih Bicara

Dua tahun berlalu. Sekarang, Bagas cukup percaya diri ngobrol dalam bahasa Inggris, bahkan aktif di forum-forum diskusi game internasional. Saat teman-temannya baru mulai ikut kursus atau bingung nyari tutor, Bagas sudah bisa menulis komentar, bertanya, dan menjawab dalam bahasa Inggris yang lancar.

Uniknya, semua itu tanpa biaya, tanpa tekanan akademik, dan tanpa motivasi ujian. Ia belajar karena ingin tahu, dan mempertahankan kebiasaan itu karena merasa senang. “Kalau nggak ngerti, ya penasaran. Kalau udah ngerti, rasanya kayak dapet bonus spin,” begitu katanya.

Pelajaran dari Candy Bonanza: Konsistensi Kecil, Dampak Besar

Dari kisah Bagas, kita belajar satu hal penting: kadang, proses belajar terbaik bukan datang dari sistem formal, tapi dari hal-hal yang paling kita nikmati. Ketika belajar jadi bagian dari rutinitas yang menyenangkan, kita tidak merasa sedang ‘dipaksa’ tumbuh. Kita tumbuh karena kita menikmati perjalanannya.

Bagi Bagas, Candy Bonanza bukan hanya game. Ia adalah guru kecil yang mengajarkan arti konsistensi, rasa ingin tahu, dan pentingnya memperhatikan hal-hal sederhana. Ia tak pernah menyangka, dari game yang penuh permen dan warna-warni itu, ia bisa membuka jalan menuju dunia baru—dunia di mana ia bisa memahami, berbicara, dan berpikir dalam bahasa yang dulu terasa asing.

Akhirnya, Semua Kembali ke Diri Sendiri

Mungkin kamu tidak bermain Candy Bonanza. Mungkin kamu lebih suka nonton drama Korea, baca komik Jepang, atau bahkan dengar podcast random saat macet. Tapi siapa bilang hal-hal itu nggak bisa jadi sarana belajar?

Seperti kata Bagas, “Selama kita konsisten dan tahu kenapa kita melakukannya, proses akan membawa kita ke tempat yang nggak kita sangka.” Jadi, kalau hari ini kamu merasa stuck belajar bahasa Inggris atau merasa cara kamu ‘nggak umum’, jangan kecil hati. Bisa jadi, itu justru jalan yang paling cocok buat kamu.

@MPOSAKTI